Saturday, October 15, 2016

ULASAN TUGAS TUTORIAL EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

ASSESMEN
Pada awalnya istilah assessment banyak digunakan dalam evaluasi untuk mengambil keputusan dan kebijakan dan perencanaan pendidikan seperti need assessment tentang pendidikan. Dalam perkembangannya assessment digunakan terhadap semua aspek dalam bidang pendidikan, karena banyak informasi yang dibutuhkan, tetapi tidak dapat dikumpulkan melalui pengukuran.
Assessment dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi yang diambil untuk mengambil keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu pendidikan, mutu program pendidikan dan mutu input pendidikan.
Sejalan dengan perkembangan dalam bidang penelitian, para ahli mulai meningalkan dikotomi kuantitatif dan kualitatif karena banyak instrumen yang ada tidak dapat menyediakan informasi secara cukup bermakna. Para ahli mulai menguakan bermacam pendekatan dan instrument yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, assessment memberikan informasi lebih konferensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes lainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa assessment adalah suatu prosedur pengumpulan informasi tentag orang yang mencakup kuantitas dan kualitasnya.
Untuk dapat lebih memahami tentang assessment berikut beberapa definisi menurut para ahli sebagai berikut :
  1. Menurut Hill (1993)
Assessment is the process of gathering evidence and documenting a child’s lerning and growth Assessment adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan pembelajaran anak.
  1. Menurut Robert M Smith (2002)
Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
  1. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
“Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
  1. Menurut sumarno (2003). Assessment adalah proses sistematis untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment adalah proses pengumpulan informasi untuk merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Penilaian
Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Untuk dapat memahaminya berikut ini merupakan beberapa pendapat ahli tentang definisi penilaian.
a. Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
  1. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
  2. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
  3. Dalam buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, departemen Pendidikan Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.
  4. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”. Dari beberapa pendapat ahli tadi dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah pengambilan suatu keputusan atas pengukuran yang telah dilaksanakan dan dan penilaian adalah  bersifat kualitatif.
Evaluasi
Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Gronlund (1985) berpendapat evaluaasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan proram telah tercapai.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
Sedangkan Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses menilai sesuat berdasarkan criteria tertentu, yang selanjunya diikuti dengan pengambilan sebuah keputusan atas objek yang dievaluasi.
ULASAN SOAL 2
2.KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEST OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF SERTA BENTUK-BENTUK DARI TEST OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF
A.    TEST OBJEKTIF
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto, 2003:164).
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,  memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
  1. Kelebihan Test Objektif yaitu:
Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakan waktu.
Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat objektif.
Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
 Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
  1. Kelemahan Test Objektif yaitu :
Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya
Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah pengikut test.
Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
ULASAN SOAL 3
3.Aturan Mengkonstruksi Pertanyaan dalam Tes Essay
Menurut Gronlund, N.E (1982), aturan mengkonstruksi pertanyaan dalam tes essay sehingga menghasilkan soal essay dengan kualitas yang tinggi adalah sebagai berikut.
1. Gunakan pertanyaan essay sebagai alat ukur hasil belajar yang kompleks.
Sebagian besar pemerolehan hasil belajar diukur dengan menggunakan pertanyaan essay. Hasil-hasil tersebut biasanya dapat diukur secara efektif dengan item objektif, yang masalahnya disampling dan diskor melalui pertanyaan essay. Hal itu mungkin terdapat pengecualian, seperti ketika menyediakan jawaban sebagai hasil belajar, namun untuk mengukur prestasi belajar pertanyaan essay hendaknya dapat diukur kehandalannya (reliable) tanpa adanya compensating benefits.
Pada tingkat pemahaman, aplikasi, dan analisis dalam pembelajaran, tes objektif maupun tes essay masih tetap digunakan. Meskipun tes objektif memiliki prioritas, tes essay juga memiliki prioritas dimana menuntut siswa untuk memberikan alasan, menjelaskan hubungan, mendeskripsikan data, merumuskan kesimpulan, atau memberikan langkah-langkah jawaban yang tepat. Dimana memberikan jawaban merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu pertanyaan restricted-response dikonstruksi dengan benar sehingga menghasilkan pertanyaan yang tepat.
Pada tingkat sintesis dan evaluasi dalam pembelajaran, tes objektif maupun tes restricted-response memiliki nilai batas. Tes-tes ini dapat digunakan untuk mengukur beberapa aspek tertentu dari proses total dalam pembelajaran, namun menghasilkan karya yang lengkap (seperti rencana dalam operasi) atau evaluasi keseluruhan suatu karya (misalnya, evaluasi dari sebuah novel maupun dari suatu eksperimen) memerlukan penggunaan pertanyaan extended-response.
  1. Hubungkan pertanyaan-pertanyaan langsung yang berhubungan dengan hasil belajar yang diukur.
Pertanyaan essay tidak dapat mengukur hasil belajar secara kompleks kecuali jika pertanyaan essay telah dikonstruksi secara hati-hati untuk hal itu. Setiap pertanyaan sebaiknya dirancang secara spesifik untuk mengukur satu atau lebih hasil yang didefinisikan dengan baik (well-difined). Dengan demikian, tempat untuk memulai, sama halnya seperti pada item objektif, yaitu dengan deskripsi yang tepat performance yang diukur. Hal ini sangat berguna untuk membantu menentukan isi maupun bentuk dari item dan membantu dalam pembentukan suku kata (phrasing) dalam pertanyaan itu.
Item restricted-response dihubungkan dengan hasil belajar yang spesifik karena hal tersebut terstruktur dengan baik. Tanggapan dari beberapa siswa juga sangat diperlukan guna memungkinkan pengambilan suku kata (phrase) dalam pertanyaan sehingga maksudnya dapat dipahami dengan jelas oleh siswa. Item extended-response, memerlukan kebebasan yang lebih besar dari respon dan biasanya melibatkan sejumlah hasil pembelajaran. Hal ini membuat lebih sulit untuk menghubungkan pertanyaan dengan hasil yang diharapkan dan menyatakan inti dari jawaban yang diinginkan melalui ungkapan pertanyaan. Jika tugas yang sulit diberikan dalam pertanyaan, maka kebebasan siswa untuk memilih, mengatur, dan menjawab pertanyaan cenderung tidak dihiraukan oleh mereka. Salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menunjukkan kepada siswa kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi jawabannya. Sebagai contoh, pernyataan seperti: “jawaban Anda akan dievaluasi dalam hal kelengkapan jawabannya, relevansi dari argumennya, kesesuaian dengan contoh, dan keterampilan yang digunakan”. Hal ini menjelaskan tugas yang diberikan kepada siswa tanpa membatasi kebebasan mereka, dan membuat item lebih mudah berhubungan dengan hasil belajar yang didefinisikan secara jelas.
  1. Rumuskan pertanyaan yang menyajikan tugas yang jelas untuk dilakukan.
    Ungkapan sebuah pertanyaan essay sehingga diperoleh respon yang diinginkan bukanlah hal yang mudah. Memilih kalimat yang tepat dan hati-hati dan mengulang pertanyaan dengan respon yang diinginkan dalam pikiran akan membantu memperjelas tugas siswa. Karena pertanyaan essay ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, maka sebaiknya menghindari pertanyaan yang diawali dengan kata-kata seperti: ”siapa”, “apa”, “kapan”, “dimana”, “nama”, dan “daftar”. Istilah-istilah ini cenderung untuk membatasi respon pada hasil pengetahuan. Pertanyaan essay yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks ditandai dengan penggunaan kata-kata seperti: “mengapa”, “gambarkan”, “jelaskan”, “bandingkan”, “hubungkan”, “bedakan”, tafsirkan”, analisa”, “kritik”, dan “evaluasi”. Istilah-istilah khusus yang digunakan tentu saja sebagian besar ditentukan oleh perilaku spesifik yang dijelaskan dalam hasil belajar yang diukur.
Tidak ada cara yang lebih baik untuk memeriksa ungkapan sebuah pertanyaan essay daripada membuat model jawaban, atau setidaknya merumuskan jawaban dari suatu pertanyaan. Hal ini akan membantu pembuat tes untuk mendeteksi ambiguitas dalam pertanyaan, membantu dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengembangkan jawaban yang memuaskan, dan memberikan garis-garis besar pada proses mental yang diperlukan. Prosedur ini dapat dikerjakan dengan mudah dalam item restricted-response, jawaban yang lebih terbatas dan lebih mudah dipahami. Dengan bentuk extended-response memungkinkan memerlukan satu atau lebih rekan untuk membaca bentuk dan ruang lingkup jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
  1. Hindari penggunaan pertanyaan pilihan kecuali pertanyaan hasil belajar yang memerlukan itu.
Dalam tes prestasi belajar, yang terbaik adalah semua siswa manjawab pertanyaan yang sama. Jika mereka dibolehkan untuk menjawab hanya sebagian dari pertanyaan-pertanyaan itu, hingga tiga perlimanya, maka jawaban mereka tidak dapat dievaluasi secara komparatif. Demikian juga, karena siswa akan cenderung memilih pertanyaan-pertanyaan mereka yang paling siap untuk dijawab, tanggapan mereka atas pertanyaan yang diberikan menunjukkan sampel dari prestasi mereka bahwa kurang representatif terhadap pertanyaan opsional yang diperoleh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu keterbatasan dari tes essay adalah menyediakan sampling yang terbatas dan tidak representasional. Memberikan siswa pertanyaan pilihan hanya mempersulit masalah sampling lebih lanjut dan menghasilkan penyimpangan (distortion) yang lebih besar dalam hasil tes.
Dalam beberapa situasi penggunaan pertanyaan opsional mungkin masih dapat dipertahankan. Sebagai contoh, jika pertanyaan essay digunakan untuk mengukur keterampilan menulis saja, maka beberapa pilihan topik untuk ditulis mungkin diperlukan sekali. Hal ini juga terjadi jika pertanyaan essay digunakan untuk mengukur beberapa aspek dari kreativitas, atau jika siswa telah mempunyai kepentingan individual melalui studi independen. Kemampuan untuk mengatur, mengintegrasikan, dan mengekpresikan ide-ide ditentukan dengan melibatkan kompleksitas isi.
  1. Sediakan waktu yang cukup untuk menjawab dan memberikan batas waktu pada setiap pertanyaan.
    Karena pertanyaan essay paling sering dirancang untuk mengukur keterampilan dan kemampuan intelektual, maka diperlukan waktu untuk berpikir maupun menulis. Dengan demikian batas waktu yang cukup tentu diperlukan. Sebagai contoh, daripada mengharapkan beberapa orang siswa untuk menjawab pertanyaan essay selama satu periode kelas, lebih baik siswa difokuskan pada satu atau dua pertanyaan saja. Hal itu nampaknya menyebabkan kecenderungan bagi guru untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan begitu banyak dalam tes essay tunggal bahwa skor tertinggi adalah mengukur dari kecepatan menulis yang menunjukkan prestasi siswa. Ini mungkin merupakan suatu usaha untuk mengatasi masalah pengambilan sampel secara terbatas, namun hal ini cenderung menjadi solusi yang tidak diinginkan. Dalam mengukur prestasi belajar yang kompleks, tampaknya lebih baik untuk menggunakan pertanyaan yang lebih sedikit dan meningkatkan sampel dengan pengujian yang lebih sering.
KESIMPULAN
Aturan-aturan mengkonstruksi pertanyaan dalam tes essay yaitu: (a) gunakan pertanyaan essay sebagai alat ukur hasil belajar yang kompleks, (b) hubungkan pertanyaan-pertanyaan langsung yang berhubungan dengan hasil belajar yang diukur, (c) rumuskan pertanyaan yang menyajikan tugas yang jelas untuk dilakukan, (d) hindari penggunaan pertanyaan pilihan kecuali pertanyaan hasil belajar yang memerlukan itu, dan (e) sediakan waktu yang cukup untuk menjawab dan memberikan batas waktu pada setiap pertanyaan.
ULASAN SOAL 4
 Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes antara lain:
Pemulihan sampel materi yang akan diujikan hendaknya dilakukan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
Jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang akan diukur, tingkat kognitif yang akan diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah soal yang akan dibuat;
Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan proses berfikir siswa. Dengan demikian jenjang kemampuan berfikir yang akan diuji pun berbeda-beda. Jika tujuan suatu pelajaran lebih menekankan pada pengembangan proses berfikir analisis, evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan digunakan dalam ujian harus dapat mengukur kemampuan tersebut demikian juga sebaliknya.
Ragam tes yang digunakan Ragam tes yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian.
Sebaran tingkat kesukaran butir soal Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan informasi yang besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya sedang (harga p di sekitar 0,5). Secara teoritis dapat dilihat bahwa butir soal dengan tingkat kesukaran = 0,5 akan sangat memungkinkan indeks daya beda maksimal (mendekati 1).
Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes. Lamanya waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa konsekuensi kepada banyaknya butir soal yang harus dibuat.
Jumlah butir soal. Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang akan digunakan, proses berfikir yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.

No comments:

Post a Comment