Thursday, April 21, 2011

Media Belajar "Larutan Elektrolit"

Semester ini disajikan Penerapan TI dalam Pembelajaran Sains. Materi teori sekitar TI dan perkembangannya, mulai dari hardware, software en pengembangan SDM untuk menunjang TI dalam pembelajaran sains. Disajikan dalam model kuliah diskusi seperti biasa lah, ada kelompok yang presentasi trus dibahas bareng-bareng. Materi praktik diisi pengenalan multimedia authoring tools yang udah populer, seperti 3D max, Macromedia Flash, macromedia Authorware, dll. Nah, tugas akhirnya bikin RPP pembelajaran sains or mapel konsentrasi plus satu multimedia pembelajaran yang bakal dipakai dalam pembelajaran tersebut.
Sebagai pemanasan sebelum bikin tugas akhir itu, sy coba2 bikin satu multimedia sederhana tentang larutan elektrolit berbasis flash. Sederhana dari segi konten pembelajarannya, juga sederhana secara teknis karena cuman memanfaatkan tween motion dan script buat pindah-pindah frame.
Bagi yang berminat boleh download , gratis, sembari mohon dikasih masukan buat perbaikannya.

SILAKAN DI UNDUH DENGAN KLIK DI SISNI

Wednesday, March 2, 2011

How to Find the Empirical Formula

By: fajar sadiq
As a student of chemistry , is it very importand to understand how to find the Empirical Formula. We know that Empirical Formula is the simplest ratio of the atoms present in a molecule.
One sample of problem about EF like this:
“Find the empirical formula for a compound consisting of 63% Mn and 37% O”
The steps for solving that problems are:
1.Assume you have 100 gr of the compound
2.Consider the amounts you are given as being in units of grams.
So, there would be:
Mn = 63% x 100 gr = 63 gr
O = 37% X 100 gr = 37 gr
3.Convert the grams to moles for each element.
Do this by dividing the mass of element by the Atomic Relative Mass of element
(Look up the Periodic Table)
Mn = 63 / 54,94 = 1,1 mol
O = 37 / 16 = 2,3 mol

4.Find the smallest whole number ratio of moles for each element.
This step can achieved by dividing the number of moles of each element by the
number of moles for the element present in the smallest molar amount. In this case
there is less Mn than O, so divide by the number of moles of Mn:
1,1 mol Mn/1,1 = 1 mol Mn
2,3 mol O/1,1 = 2,1 mol O
The best ratio is Mn:O of 1:2 and the formula is MnO2
The empirical formula is MnO2

Terjemah bebas:
Dimapa manciri i Rumus Empiris

Amun handak pintay jadi murid nang balajar kimia, panting bangat ya’ paham kayapa caranya urang mancari rumus impiris matan suatu sanyawa. Tahu ja kalo leh, rumus impiris tu kada lain adalah kita tanding akan banyaknya satiap atum dalam mulekul , tapi dalam parbandingan nang paling sadarhana.

Sabuah cuntuh sual rumus impiris nang kaya naya:
“Cari I pang rumus impiris dari sanyawa nang didalamnya baisi 65% Mn wan 37% O.

Nah, dimapa caranya, umpati haja langkah2 kaya ni nah:
1.Anggap ja ikam baisi senyawa tu 100 gram
2.Maka kawa di hitung gram tiap unsurnya
Mn = 63% x 100 gr = 63 gr
O = 37% X 100 gr = 37 gr

3.Lalu ubah gram tadi ka mol, caranya bagi haja gram unsur wan Ar nya(liati di Sistem
Periodik)
Mn = 63 / 54,94 = 1,1 mol
O = 37 / 16 = 2,3 mol


4.Carii parbandingan paling sadarhana. Bagi haja hasil hitungan mol tadi lawan mol
nang paling halus.
1,1 mol Mn/1,1 = 1 mol Mn
2,3 mol O/1,1 = 2,1 mol O
Hasilnya parbandingan Mn : O kita sadarhana akan, jadinya = 1 : 2
Akhirnya tatamu rumus empris sanyawa tadi adalah MnO2

Sunday, February 27, 2011

m-learning Kekhasan Atom karbon

Masih harus banyak belajar bikin m-learning nih. kali ini dah selesai satu file flash lite dengan judul "Kekhasan atom karbon". Silakan coba. Mohon komentar juga untuk perbaikannya ya...
Sekedar ngingetin lagi, kalo file flash lite itu versi flash buat HP. Jadi enak buat belajar di mana saja, asal jangan dipake buat nyontek pas ulangan, gawat deh.

Silakan Download di SINI

Wednesday, February 9, 2011

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis m-learning


Diculik dari (rencana) proposal thesis gw...


Malley, et all (2003:6) meyatakan ”mobile learning, or m-learning, has been defined as learning that takes place via such wireless devices as mobile phones, personal digital assistants (PDAs), or laptop computers”.
Pengertian di atas menegaskan bahwa media pembelajaran berbabis m-learning pada dasarnya sama dengan pembelajaran multimedia lainnya, hanya saja m-learning diaplikasikan pada peralatan yang bersifat mobile .
Wikipedia menyebutkan bahwa “a mobile device (also known as a handheld device, handheld computer or simply handheld) is a pocket-sized computing device, typically having a display screen with touch input and/or a miniature keyboard”. Pengertian ini membatasi peralatan mobile sebagai alat yang ukurannya muat dalam saku, dengan keyboard yang berukuran mini ataupun bersifat touchscreen (layar sentuh).
Salah satu peralatan mobile ini adalah telepon genggam yang kini sudah berkembang pesat sehingga mempunyai kemampuan untuk menjalankan berbagai software dan aplikasi. Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan konten telpon genggam adalah flash lite.

Adobe Flash Lite is a lightweight version of Adobe Flash Player, a software application published by Adobe Systems. This version is intended for mobile phones and other portable electronic devices like Chumby and iRiver, and allows users of these devices to view multimedia content and applications developed using Adobe's Flash tools, which had previously been available only on personal computers(http://en.wikipedia.org/wiki/Flash_lite, diakses pada 10 Januari 2010). Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa flash lite adalah versi ringan dari Adobe Flash Flayer yang sebelumnya hanya tersedia untuk Personal computer. Peralatan bergerak seperti telpon genggam yang sudah ditanami software ini akan mempunyai kemampuan untuk menampilkan konten multimedia dan aplikasi-aplikasi yang dikembangkan menggunakan tool Adobe Flash.
File help (bantuan) yang disertakan dalam software Macromedia Flash Professional 8 menyatakan bahwa dalam Flash Professional 8 telah mendukung template yang dapat digunakan untuk mengembangkan konten flash lite dengan tampilan layar, pengaturan publish dan target peralatan yang telah disesuaikan dengan peralatan yang dipilih untuk mengeksekusi aplikasi nantinya.

Thursday, January 13, 2011

Belajar lewat HP_Konsentrasi VS Laju Reaksi

By fajar sadiq

Asw,
Teman-teman, gw ada coba bikin file flash lite yang bisa dimainkan pada HP yang mendukung format swf, apalagi kalo HP nya emang dah ditanemin aplikasi flash player (kaya E63 nya nokia). Buat hp yang ga' ada aplikasi flash playernya, bisa coba instal, coba cari di google deh.
File flash lite satu ini merupakan simulasi "Pengaruh Konsentrasi pada Laju Reaksi".
Monggo di download DI SINI

Siap Menghadapi UN 2011

Ga' kerasa dah dekat UN. Meski bukan satu-satunya penentu kelulusan, ga' ada salahnya lo persipkan diri se ok mungkin. Tapi jangan berharap gw punya PREDIKSI SOAL UN KIMIA 2010, lho ya....
Let's try these:

1.Unsur X dengan nomor atom 29 dalam sistem periodik terletak pada …..
a.golongan IA periode 3
b.golongan IVA periode 3
c.golongan VIIIB periode 3
d.golongan IB periode 4
e.golongan VIIB periode 4

2. Senyawa NI3 mempunyai 3 pasang elektron yang terikat dan 1 pasang elektron bebas. Bentuk geometri molekul tersebut adalah….
a.piramida segitiga
b. segitiga datar
c. segi empat datar
d. piramida bujur sangkar
e. oktahedron

3. Yang merupakan pasangan senyawa kovalen polar dan non polar adalah….
a. HCl dan CCl4 b. H2O dan HBr c. Cl2 dan Br2 d. HF dan HBr e. I2 dan IF


Trus soal no. 4 sampe no 35, soal essay juga silakan di undwuh HERE

Sunday, January 9, 2011

Belajar, kapanpun di manapun.

by fajar sadiq

Dalam sebuah diskusi ilmiah tentang problematika pendidikan di Indonesia, salah seorangpeserta menggambarkan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perkembangan peserta didik saat inidipandang dari faktor eksternal. Dibandingkan dengan kondisi masa lalu, sekitar tahun 80-90 an, parapelajar tidak banyak mengalami godaan yang dapat melengahkannya dari kegiatan utama yaitu belajar.

Berbeda dengan hari ini, kita dapat dengan gampang mengidentifikasi apa saja yang menjadipengalih perhatian pelajar. Mall, cafe, game center, warnet dan berbagai pusat hiburan menjadi salah satu tujuan siswa setelah bel pulang sekolah berbunyi. Keberadaan mereka di sana bahkan ditenggarai terjadi di saat jam pelajaran berlangsung. Setelah sampai di rumahpun berbagai pengalih perhatian mengepung remaja kita. Tayangan televisi yang tidak berpihak pada kebutuhan pendidikan plus sarana hiburan pribadi yang sangat umum dimiliki tiap keluarga saat ini. Belum lagi jika sudah terkait dengan dunia maya. Akses internet makin gampang diperoleh. Tidak harus ke warnet, dengan biaya murah remaja kita sudah dapat mengakses berbagai layanan on line. Berbekal berbagai gadget yang mereka miliki, maka duniapun dalam genggaman, begitulah kira-kira ungkapan yang sesuai.

Sementara suasana di kelas, sebagai kegiatan utama dalam usaha meningkatkan kompetensi peserta didik masih berkutat dengan berbagai penerapan kurikulum yang selalu berganti, keterbatasan sarana prasarana, kompetensi guru, sampai metode pembelajaran yang dianggap kurang menarik.

Dua hal di atas, faktor eksternal dan pembelajaran di kelas nampaknya memerlukan penghubung yang mampu saling menerjemahkan. Mari kita mengubah paradigma bahwa semua faktor pengalih perhatian yang tadinya adalah masalah, menjadi tantangan dan peluang. Dunia pendidikan harus membuka diri secara lugas terhadap kondisi faktual kehidupan masyarakat. Para penggiat pendidikan memang dituntut selalu berinovasi dan mengembangkan kreativitas dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul. Meski hal inipun sering diartikan sebagai : mudah untuk diucapkan namun sulit dalam realisasinya. Sering faktor individual guru pun menjadi permasalahan tersendiri.

Namun tulisan ini tidak ditujukan untuk mengkaji permasalahan individual guru tersebut. Kita berasumsi saja bahwa guru-guru kita memiliki kesamaan visi, misi, semangat dan energi untuk mencapai kebangkitan pendidikan Indonesia.

Kembali padaberbagai faktor eksternal di atas, kita akui bahwa tak mungkin pelajar kita disterilkan dari dunia luar. Sekolah-sekolah umum, yang bukan berbasis pondok/asrama, memang harus “membiarkan” anak didiknya berkeliaran selepas jam sekolah. Tinggal bagaimana sekolah, dalam hal ini guru memberi bekal agar berkeliarannya para siswa tersebut dapat bernilai positif. Misalnya dengan memberi penugasan mencari jenis produk pertanian yang bagaimana yang bisa menembus hypermarket , melakukan liputan eksklusif dengan pengunjung mall untuk pengembangan keterampilan berbahasa, analisis BEP sebuah usaha game center pada mata pelajaran ekonomi, dan berbagai penugasan lain yang memanfaatkan keberadaan fasilitas hiburan di luar sekolah.

Media televisi dapat dipergunakan untuk mencari berbagai informasi yang relevan dengan materi pembelajaran. Siswa atau guru dapat mengcapture berbagai tayangan televisi untuk kemudian melakukan presentasi dan diskusi di kelas. Peralatan semacam TV tuner, yang kini gampang diperoleh dengan harga relatif terjangkau, sangat memungkinkan untuk itu.

Penggunaan internet yang ditenggarai lebih sering digunakan siswa kita untuk hal-hal yang menyimpang, penting bahwa konten negatif lebih menarik perhatian pengguna untuk dikunjungi, namun kita tak harus berkecil hati. Usaha-usaha untuk menyediakan paket e-learning oleh berbagai lembaga pemerintah maupun independent saat ini sudah banyak. Tinggal guru berusaha mengarahkan para siswa agar bersedia mengunjungi situs yang bermanfaat. Bahkan kini sudah banyak guru yang mengembangkan web dan blog sendiri dengan konten yang bermanfaat. Ini usaha yang harus kita apresiasi karenasudah menyediakan kesempatan belajar kapan saja di mana saja. pembelajaran, kita berharap bahwa aktivitas browsing, chatting, blogging, social networking, dan berbagai aktivitas remaja di dunia maya dapat lebih terarah kepada peningkatan kompetensi mereka.
Demikian pula penggunaan telepon genggam. Berbagai kasus penyimpangan dalam penggunaan peralatan yang bersifat mobile ini memang banyak terjadi. Sebagai tindakan preventif, banyak sekolah yang melarang siswanya membawa dan menggunakan telepon genggam di sekolah. Namun tetap saja ada di antara pelajar yang secara sembunyi-sembunyi membawa dan menggunakannya di sekolah.

Larangan itupun hanya berlaku efektif di sekolah, artinya di luar sekolah, pelajar kita tetap saja menggunakan telepon genggam secara bebas, yang saat ini makin lengkap fasilitasnya. Namun sekali lagi tetap ada harapan. Konten mobile untuk dunia pendidikanpun kini cukup banyak tersedia, dari yang gratisan sampai berbayar. Jika menginginkan sentuhan pribadi dan lebih mengena pada tujuan pembelajaran, guru dapat mengembangkan konten mobile sendiri, berbagai aplikasi dapat digunakan untuk tujuan tersebut.

Jika ditelusuri, memang akan terlihat banyak permasalahan yang melingkupi dunia pendidikan kita. Namun bukannya tanpa harapan. Kita harus selalu optimis untuk bergerak bersama memperbaiki diimbangi dengan berbagai konten yang positif. Meski riset menunjukkan kondisi tersebut.

Saturday, January 8, 2011

Redoks part Two

by fajar sadiq

Assalamu'alaikum.
Sudah pada ngerti khan konsep dasar reaksi redoks.
Sekedar mengulang, perhatiin nih:
1. Reduksi : reaksi penerimaan elektron
2. Oksidasi: reaksi pelepasan elektron

Oke, mari kita perhatikan contoh sederhana berikut:
Reaksi:
2Na(s) + Cl2(g) --> 2NaCl(s)

Mana yang mengalami reduksi, mana pula yang mengalami oksidasi pada reaksi di atas?
Nah untuk menjawabnya, ente kudu ngerti tentang bilangan oksidasi. Bilangan ini menggambarkan kecenderungan suatu spesi untuk berinteraksi dengan elektron. Spesi yang lebih kuat menarik elektron ke arahnya (biasa disebut lebih elektronegatif) akan memiliki bilangan oksidasi bernilai negatif. Besaran nilainya bergantung pada potensi berapa banyak elektron yang dapat ditarik spesi tersebut. Jika spesi tersebut berpotensi menarik 2 buah elektron, maka bilangan oksidasinya (-2). Begitu juga sebaliknya.
But, daripada ribet, mending kita pake aja aturan penentuan bilangan oksidasi (Biloks) seperti berikut:
1. Biloks unsur tunggal / bebas = nol
(mis: Na = 0 ; Cl2 = 0; O2 = 0)
2. Biloks ion = sesuai muatan ion
(mis: Na+ = +1 ; Cl- = -1 ; Fe3+ = +3)
3. Oksigen dalam senyawa, umumnya mempunyai biloks -2
(mis: biloks O dalam NaOH = -2)
4. Hidrogen dalam senyawa, umumnya mempunyai biloks +1
(mis: Biloks H dalam NaOH = +1)
5. Jumlah total biloks unsur-unsur dalam senyawa adalah nol
(mis: Dalam NaOH berlaku: biloks Na + Biloks O + biloks OH = 0)
6. Jumlah total biloks unsur-unsur dalam gugus ion sama dengan muatan gugus ion tersebut
(mis: dalam SO4 2- berlaku: biloks S + 4.biloks O = -2)
7. Biloks unsur dari beberapa golongan sistem periodik umumnya mengikuti aturan:
- gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs) , biloks = +1
- gol. IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba), biloks = +2
- gol. VII A (F, Cl, Br, I), biloks = -1

Segitu aja, gampang deh . Cek ya...
Hitung biloks unsur-unsur berikut:
a. Mn dalam MnO
b. Mn dalam KMnO4
c. Cr dalam CrO7 2-